Sabtu, 01 November 2008

Cegah Banjir Dari Diri Sendiri

Selama dua minggu terakhir, kota Medan selalu direndam banjir terutama saat hujan turun dengan lebat. Kondisi ini mengakibatkan sejumlah ruas jalan menjadi terendam air.

Tercatat di beberapa daerah seperti di kawasan Lapangan Merdeka, jalan Kereta Api, jalan Raden Saleh, dan banyak jalan besar maupun kecil lainnya ikut terendam. Rendaman air tersebut bervariasi, mulai dari setinggi mata kaki hingga mencapai betis orang dewasa. Bahkan di beberapa titik yang memang rawan banjir, genangan air hampir mencapai pinggang orang dewasa.

Di jalan dr. Mansyur misalnya, meluapnya sungai Babura yang diakibatkan hujan deras yang turun cukup lama menyebabkan pengguna jalan mengalami kesulitan untuk melintasi jalan. Kondisi serupa juga terjadi di jalan STM dan jalan Alfiah Medan.

Kini, topik mubazirnya pembangunan waduk di Titi Kuning yang telah selesai dibangun beberapa waktu yang lalu, mulai diangkat ke permukaan. Waduk yang pembangunannya menghabiskan dana yang cukup besar ini awalnya disinyalir dapat menjadi alternatif solusi banjir yang senantiasa terjadi setiap hujan mewarnai kota Medan. Namun faktanya tidak demikian, sehingga dinas terkait saling menyalahkan. Masyarakat juga tidak berhenti-berhentinya “mencuap-cuap”.

Jika hendak kita tilik ke belakang, siapa sih yang hendak kita salahkan atas bencana ‘rutin’ yang murni disebabkan oleh ulah manusia ini? Pemerintah? Atau kita sendiri sebagai masyarakat yang tinggal di dalamnya?

Sebagai pemerintah, sudah sepantasnyalah memutar otak dan bekerja lebih keras untuk untuk menanggulangi problema ini dan berhenti untuk saling menyalahkan instansi lainnya. Sebaliknya, jika memang tidak sanggup, hendaknya pemerintah bersikap lebih terbuka dengan meminta saran dari pakar atau pihak lain. Pemerintah juga hendaknya tidak menunggu hingga bencana datang baru bertindak.

Sebagai masyarakat juga, hendaklah turut serta menjaga fasilitas-fasilitas umum yang sudah disediakan, dan bukan melulu menuntut pemerintah, tanpa melakukan tindakan pencegahan yang seyogianya dapat dimulai dari diri sendiri.

Salah satu alasan klasik penyebab banjir yang sudah diketahui masyarakat banyak adalah tersumbatnya saluran air yang diakibatkan oleh sampah. Namun toh masih banyak yang tidak ambil pusing. Tidak jarang sampah ditemukan ditengah atau di pinggir jalan. Apakah pemerintah juga yang harus disalahkan atas sampah yang kita buang?

Marilah bersama-sama menjaga kebersihan kota Medan….

oleh : Jill Kho

foto : banjir yang menggenangi kawasan Aksara

Tidak ada komentar: