Rabu, 26 November 2008

POLISI...OH...POLISI...

Rabu, 26 November siang, saya melewati sebuah jalan kecil yang menghubungkan jalan Talaud dengan jalan Thamrin. Jalan tersebut biasanya saya pilih hanya jika saya terburu-buru, dan persimpangan jalan MT. Haryono dengan jalan Thamrin mengalami macet parah.

Ada satu hal yang membuat saya tercengang. Bahkan, jika bukan karena etika, mungkin saya sudah mendokumentasikan kejadian tersebut dengan kamera handphone saya.

Adalah ulah seorang petugas polisi yang membuat saya terkejut. Bayangkan, polisi tersebut - dengan perut buncit, yang bahkan lebih besar dari ukuran ibu hamil, duduk di warung kecil tanpa berpakaian alias bertelanjang dada sambil mengamati dua orang rekannya bermain catur. Yang makin mengejutkan saya, 'pakaian kebesaran'-nya tergantung dengan rapi pada cantolan yang ada di warung tersebut!

Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan pakaiannya, namun hal tersebut benar-benar membuat saya tidak habis pikir. Dimata saya, tugas dan tanggung jawab yang harus diemban oleh polisi amatlah berat. Namun, kejadian tersebut benar-benar membuat saya blank, hang dan berhenti bernafas sejenak!

Saya lalu berpikir, apa lagi yang bisa ditawarkan oleh lembaga kepolisian jika wibawa kepolisian sudah tercoreng sedemikian parahnya? Apakah masih ada ruang bagi masyarakat untuk mempercayai kehadiran petugas polisi?

Wahai bapak-bapak polisi, hendaklah jangan mengenakan 'pakaian kebesaran' kepolisian jika tidak sanggup menanggung beban dan tanggung jawab, serta menjadi contoh dan sandaran kepercayaan masyarakat. Pakaian tersebut bukan hanya untuk gagah-gagahan, melainkan perlambang besarnya tanggung jawab yang harus diemban oleh orang-orang yang mengenakan pakaian tersebut.

Semoga kejadian ini tidak terulang lagi, mengingat belakangan tugas kepolisian sudah semakin membaik dalam melayani dan mengayomi masyarakat.

Semoga lembaga kepolisian di Indonesia, khususnya kota Medan, semakin jaya kedepannya....

oleh : Alex Prawira Maslo

Tidak ada komentar: